Minggu, 23 Oktober 2011

Tafsir QS Al Muzzammil ayat 1 - 8

Ayat pertama, Muzzammil berasal dari kata az-zaml yang berarti beban yang berat, sedangkan seorang yang kuat dinamakan izmil. Kata muzzamil juga dapat diartikan menyembunyikan atau menyelubungi badannya dengan selimut. Dalam tafsir al mishbah, al-muzzammil memiliki makna-makna yakni
  1. Wahai orang yang berselimut (makna secara harfiah)
  2. Wahai yang terselubung dengan pakaian kenabian
  3. Wahai orang yang lesu, malas dan khawatir menghadapi kesulitan
Ucapan wahyu Allah terhadap rasul-Nya yang membayangkan rasa kasih sayang yang mendalam, baik karena dia sedang enak tidur dibangunkan atau karena berat tanggung jawab yang pikulkan ke atas dirinya.


Ayat kedua, Kata qum terambil dari kata qawama yang kemudian berubah menjadi qama secara umum diartikan sebagai melaksanakan sesuatu secara sempurna dalam berbaga seginya. Kata qum hanya ditemukan dua kali dalam Al-Qur'an yakni dalam surat ini dan surat Al-Muddatsir. Sayyid Qutub dalam tafsirnya menulis ayat ini bahwa: “Ini adalah ajakan langit serta suara Yang Maha Besar lagi Maha Tinggi. Bangkitlah, bangkitlah untuk menghadapi persoalan yang besar yang menantimu. Suatu beban berat yang dipersiapkan serta diletakkan dipundakmu. Bangkitlah untuk bekerja keras, letih dan sungguh -sungguh. Bangkitlah, karena telah berlalu masa tidur dan istirahat. Bangkitlah dan bersiaplah menghadapi persoalan berat ini”. Beliau juga menyatakan bahwa Rasulullah menyadari benar kandungan perintah ini sehingga beliau berkata kepada istrinya: “telah berlalu masa tidur, wahai khadijah.”
Ayat keempat, Wa ratilil-qur'ana : diambil dari kata ratala yang antara lain berarti serasi dan indah. Al Maraghi menjelaskan bacalah Al-Qur'an dengan perlahan dan pelan-pelan dengan menjelaskan huruf-hurunya. Serta ditambahkan oleh Quraish Shihab sehingga pembaca dan pendengarnya dapat memahami dan menghayati kandungan pesan-pesannya.
Abdullah bin Mas'ud memberi ingat bahwa membaca Al-Qur'an jangan tergesa-gesa, jangan terburu-buru, bahkan bacalah dengan perlahan, jangan sebagai mendendangkan sya'ir. Kalau bertemu dengan keajaibannya berhentilah sejenak merenungkannya, dan gerakkan hati untuk memperhatikannya.
Ayat kelima, Qaulan tsqilan : menurut Al Maraghi Al-Qur'an karena di dalamnya mengandung beban-beban yang berat bagi orang-orang mukallaf pada umumnya dan bagi Rasul khususnya; sebab dia sendiriharus memikul dan menyampaikannya kepada umat.
Ibnu Jarir dalam tafsirnya mengatakan bahwa wahyu itu berat pada dua pihak; Berat bagi badan, sebab malaikat sedang datang. Dan berat bagi jiwa, karena berat tanggung jawabnya.
Ayat keenam, Inna naasyiata lailI kata nasyi'ah terambil dari kata nasya'a yang berarti bermula, terjadi, datang sedikit demi sedikit serta bangkit. Al Maraghi memberikan penjelasan ; jiwa yang bangun dari tidur untuk beribadah. Kata wath'an yang berasal dari kata watha'a yang artinya sesuai. Oleh karena itu, qiyamul lail lebih memantapkan dan menyesuaikan antara hati dengan lisan, dan menghimpun pikiran untuk menunaikan bacaan dan memahaminya.
Ayat kedelapan, Kata tabattal terambil dari kata batala yang berarti memotong atau memutus. Seseorang yang memusatkan perhatiannya serta usahanya kepada sesuatu berarti memutuskan hubungannya dengan segala sesuatu yang tidak ada kaitannya dengan pusat perhatiannya. Al Maraghi menjelaskan kosongkan dirimu dari segala sesuatu untuk menjalankan perintah Allah dan taat kepada-Nya. Sehingga maksud daripada ayat ini adalah Ingatlah Allah diwaktu siang maupun malam dengan banyak menyebut nama-nama Allah (Asmaul husna, tahmid, tahlil, takbir, istighfar, tasbih, hauqalah) serta fokus terhadap pada pusat perhatiannya.

Dikutip dari
  1. Tafsir Al Misbah, Quraisy Shihab
  2. Tafsir Al Maraghi
  3. Tafsir Al Azhar, Buya Hamka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar