Kamis, 09 Februari 2012

Peritiwa Penting Bulan Rabi'ul Awwal


  1. Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam lahir
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam dilahirkan di tengah keluarga Bani Hasyim di Makkah pada Senin pagi, tanggal 9 Rabi'ul Awwal1. Sedangkan menurut Syaikh Muhammad Ramadhan Al Buthi dalam bukunya ; menurut riwayat yang paling kuat jatuh pada hari Senin malam, 12 Rabi'ul Awwal. Ibnu Sa'ad meriwayatkan, bahwa Ibunda Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam berkata, Setelah bayiku keluar, aku melihat ada cahaya yang keluar dari kemaluanku , menyinari istana-istana di Syam2.
Nasab dan keluarga nabi ; Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib (yang namanya Syaibah) bin Hasyim (yang namanya Amru) bin Abdu Manaf (yang namanya al-Mughirah) bin Qushay (yang namanya Zaid) bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr (yang berjuluk Quraisy dan menjadi cikal bakal nama kabilah) bin Malik bin An-Nadhr (yang namanya Qais) bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah (yang namanya Amir) bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan3.

  1. Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam tiba di Quba dan masjid Quba
Pada hari Senin tanggal 8 Rabi'ul Awwal tahun ke-14 dari nubuwwah atau tahun pertama hijrah, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam tiba di Quba. Beliau berada di Quba selama empat hari yaitu hari Senin, Selasa, Rabu, dan Kamis dan menetap di rumah Kultsum bin Al-Hadm. Di sini pula Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam mendirikan masjid pertama yakni masjid Quba dan shalat di dalamnya.

  1. Sholat Jum'at pertama dan masjid Jum'ah
Kemudian pada hari Jum'at RasulullahShalalahu 'alaihi wa sallam melanjutkan perjalan menuju ke madinah. Tiba perkampungan Bani Salim bin Auf, Rasulullah beserta para shahabatnya berjumlah ada seratus orang mendirikan sholat jum'at di Masjid di tengah lembah. Peristiwa ini terkenal dengan sholat jum'at pertama dan masjid yang didirikan adalah masjid jum'ah.



  1. Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam tiba di madinah
Seusai sholat jum'at beliau bersama Abu Bakar menlanjutkan perjalanan menuju madinah. Menurut al-Mas'udi ; Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam memasuki Madinah tepat pada malam hari tanggal 12 Rabi'ul Awwal4. Sekalipun orang-orang Anshar bukan orang kaya raya, tetapi setiap orang di antara mereka berharap agar Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam singgah di rumahnya. Tak ada yang terlewatkan di antara mereka untuk berebut tali kekang onta beliau, sambil meminta agar beliau berkenan singgah di rumahnya. Beliau bersabda, “Berilah jalan kepada onta ini, karena ia adalah onta yang sudah diperintah”. Onta terus berjalan memasuki lorong-lorong madinah hingga tiba di sebidang tanah milik dua anak yatim dari Bani Najjar di depan Abu Ayub al-Anshari. Kemudian beliau bersabda ; “Di sinilah tempatnya, insya Allah”. Kemudian Abu Ayub segera membawa kendaraan itu ke rumahnya dan menyambutnya dengan penuh bahagia. Dalam riwayat Bukhari dari Anas disebutkan Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bertanya, “Siapakah rumah kerabat kami yang paling dekat jaraknya?”. Abu Ayub menjawab, “Aku Wahai Rasulullah. Itu rumahku dan itu pintunya”. Maka beliau beranjak dan Abu Ayub menyiapkan tempat yang biasa dipergunakan untuk istirahat siang. Saat itu beliau bersabda, “Orang-orang yang berada pada barakallah Allah”. Selang beberapa hari kemudian istri beliau 'Aisyah dan saudah bersama putri beliau, Fatimah dan Ummu Kultsum, bersama-sama dengan usamah bin zaid, Ummu Aiman, Abdullah bin Abu Bakar dan seluruh keluarga Abu Bakar tiba madinah.

  1. Rasulullah meninggal dunia
Sepulang dari Haji Wada' Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam permulaan sakit. Namun bulan rabi'ul awwal ini Rasulullah shalalahu 'alaihi wa sallam sakit bertambah parah. Kemudian istri-istrinya membebaskan beliau untuk memilih tempat giliran. Akhirnya beliau memilih rumah 'aisyah dan berjalan menuju rumahnya dipapah oleh Al-Fadhl bin Abbas dan Ali bin Abi Thalib. Pada hari Rabu, tepat lima hari sebelum Rasulullah wafat, suhu badan beliau semakin tinggi, sehingga beliau semakin demam dan menggigil. Beliau bersabda “Guyurkan air dari manapu ke tubuhku, agar dapat menemui orang-orang dan memberikan nasihat kepada mereka”.
Setelah merasa lebih baik, beliau masuk masjid dengan kepala diikat hingga duduk diatas mimbar, lalu berpidato “Kutukan Allah dijatuhkan kepada orang-orang Yahudi dan Nashrani, karena mereka telah menjadikan kuburan nabi mereka menjadi masjid”. Kemudian beliau menawarkan diri untuk diqishah, seraya berkata “Barang siapa yang punggungnya pernah aku pukul, maka inilah punggungku, silahkan membalasnya. Siapa yang merasa kehormatannya pernah kulecehkan maka inilah kehormatanku, silahkan membalasnya”.
Empat hari sebelum wafat, menjelang sholat isya, sakit beliau bertambah parah sampai-sampai beliau pingsan tiga kali. Akhirnya beliau mengirim utusan untuk menemui Abu Bakar, agar menjadi imam.
Sehari menjelang wafatnya, Rasulullah memerdekakan para pembantu laki-lakinya, mensedekahkan tujuh dinar harta beliau yang masih menyisa dan memberikan senjata milik beliau kepada orang-orang muslim. Sementara baju besi beliau digadaikan kepada orang yahudi seharga tiga puluh sha' gandum5.
Tibalah detik-detik terakhir kehidupan beliau, Rasulullah memanggil Fatimah. Lalu membisikan sesuatu kepadanya hingga beliau menangis, kemudian beliau mendo'akan dan setelah itu beliau membisikan sesuatu hingga beliau tersenyum6. Kemudian istri beliau 'Aisyah menarik tubuh beliau ke pangkuannya. Kemudian masuklah Abdurrahman bin Abu Bakar sambil memegang siwak. Rasulullah melirik ke siwak tersebut, maka 'Aisyah bertanya, “Apakah aku boleh mengambil siwak itu untuk engkau?”. Beliau mengiyakan dengan isyarat kepala. Seusai bersiwak beliau mencelupkan kedua tangan ke dalam air lalu mengusapkannya ke wajah, sambil bersabda, “Tiada Illah selain Allah, Sesungguhnya kematian itu ada sekaratnya.” Lalu beliau mengangkat tangan, mengarahkan pandangan ke arah langit-langit dan kedua bibir beliau bergerak('Aisyah mendekat), “Bersama orang-orang yang engkau beri nikmat atas mereka dari para nabi, shiddiqin, syuhada dan shalihin. Ya Allah, ampunilah dosaku dan rahmatilah aku,. Pertemukanlah aku dengan Kekasih Yang Maha Tinggi ya Allah, Kekasih Yang Maha Tinggi”. Kalimat terakhir ini diulang sampai tiga klai yang disusul dengan tangan beliau melemah.
  1. Wafatnya Sultan Muhammad Al-Fatih
    Beliau adalah putra ketiga dari Sultan Murab II Kerajaan Turki Utsmani. Kedua kakaknya meninggal tatkala masih kecil. Dalam benak pun Al-fatih tidak pernah berpikiran menjadi panglima besar.
    Sebagai seorang ayah, tentu segera menyadari tugas akan kewajiban, maka beliau menghadirkan guru yaitu Syeikh Ahmad bin Ismail Al-Kurani, Syeikh Ibnu Al-Tamjid (ahli syair yang menguasai bahasa Arab dan Persia), Syeikh Khairuddin dan Syeikh Sirajudin Al-Habi dan Syeikh Aag Syamsudin dsb.
    Menjalani hari-hari terakhirnya setelah diracun, Muhammad Al-Fatih merasakan kematian akan segera datang. Maka kepada anaknya ia sampaikan wasiat, “Aku sudah diambang kematian. Tapi aku berharap aku tidak kawatir, karena aku meninggalkan seseorang sepertimu. Jadilah seorang PEMIMPIN YANG ADIL, SHALIH dan PENYAYANG. RENTANGKAN PENGAYOMAMU UNTUK RAKYATMU, TANPA KECUALI, BEKERJALAH UNTUK MENYEBARKAN ISLAM. KARENA SESUNGGUHNYA ITU MERUPAKAN KEWAJIAN PARA PENGUASA DI MUKA BUMI. DAHULUKLAN URUSAN AGAMA ATAS APAPUN URUSAN LAINNYA. DAN JANGANLAH KAMU JEMU DAN BOSAN UNTUK TERUS MENJALANINYA. JANGANLAH ENGKAU ANGKAT JADI PEGAWAIMU MEREKA YANG TIDAK PEDULI DENGAN AGAMA, YANG TIDAK MENJAUHI DOSA BESAR, DAN YANG TENGGELAM DALAM DOSA. JAUHILAH OLEHMU BID’AH YANG MERUSAK. JAGALAH SETAP JENGKAL TANAH ISLAM DENGAN JIHAD. LINDUNGI HARTA DI BAITUL MAAL JANGAN SAMPAI BINASA. JANGANLAH SEKALI-KALI TANGANMU MENGAMBIL HARTA RAKYATMU KECUALI DENGAN CARA YANG BENAR SESUAI KETENTUAN ISLAM. PASTIKAN MEREKA YANG LEMAH MENDAPATKAN JAMINAN KEKUATAN DARIMU. BERIKANLAH PENGHORMATANMU UNTUK SIAPA YANG MEMANG BERHAK.”
    KETAHUILAH, SESUNGGUHNYA PARA ULAMA ADALAH POROS KEKUATAN DI TENGAH TUBUH NEGARA, MAKA MULIAKANLAH MEREKA. SEMANGATI MEREKA. BILA ADA DARI MEREKAYANG TINGGAL DI NEGERI LAIN, HADIRKANLAH DAN HORMATILAH MEREKA. CUKUPILAH KEPERLUAN MEREKA.”
    BERHATI-HATILAH, WASPADALAH, JANGAN SAMPAI ENGKAU TERTIPU OLEH HARTA MAUPUN TENTARA. JANGAN SAMPAI ENGKAU JAUHKAN AHLI SYARI’AT DARI PINTUMU. JANGAN SAMPAI ENGKAU CENDERUNG KEPADA PEKERJAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN AJARAN ISLAM. KARENA SESUNGGUHNYA AGAMA ITULAH TUJUAN KTA, HIDAYAH ITULAH JALAN KITA. DAN OLEH SEBAB ITU KITA DIMENANGKAN.”
    AMBILAH DARIKU PELAJARAN INI. AKU HADIR KE NEGERI INI BAGAIKAN SEEKOR SEMUT KECIL. LALU ALLAH MEMBERI NIKMAT YANG BESAR INI. MAKA TETAPLAH DI JALAN YANG TELAH AKU LALUI. BEKERJALAH UNTUK MEMULIAKAN AGAMA ISLAM INI, MENGHORMATI UMATNYA. JANGANLAH ENGKAU HAMBURKAN UANG NEGARA, BERFOYA-FOYA, DAN MENGGUNAKANNYA MELAMPAUI BATAS YANG SEMESTINYA. SUNGGUH ITU SEMUA ADALAH SEBAB-SEBAB TERBESAR DATANGNYA KEHANCURAN.”
    Pada tanggal 4 Mei 1481 Muhammad Al fatih menghembuskan nafas terakhirnya pada usia 52 tahun.

  2. Wafatnya Imam Malik bin Anas
Memiliki nama lengkap Malik bin Anas Abi Amir Ashbahi Al-Himyar, dengan julukan Abu Abdillah. Ayah Malik bersama dengan beberapa orang pamannya, yaitu Anas, Uwais dan Abi Suhail, Ar-Rabi’ dan An Nadhir Al-Asbahi adalah para Ulama’ di Al-Madinah yang menjadi rujukan periwayatan ilmu para Ulama’ lainnya dari kalangan Ahli Hadits.
Karya terbesar yang beliau adalah kitab Al Muwatha', yang di dalamnya berisi 100.000 hadits dan yang meriwayatkan lebih dari seribu orang. Karya ini membuat khalifah Harun Ar-Rasyid (Abbasiyah) berkeinginan untuk mencetak dengan jumlah yang banyak kemudian disebarkan ke beberapa daerah agar menjadi rujukan. Namun dengan tegas Imam Malik mengatakan, “Wahai Amirul Mu’minin, jangan engkau lakukan yang demikian. Karena kaum Muslimin telah biasa di kalangan mereka mendengar berbagai pendapat tentang agama ini, dan mereka juga telah terbiasa mendengar berbagai hadits serta mereka juga telah terbiasa meriwayatkan berbagai riwayat. Sehingga setiap kaum telah berpegang dengan berbagai pendapat yang sampai kepada mereka serta beramal dengannya dan tunduk kepadanya. Dalam berbagai riwayat itu terdapat berbagai bentuk riwayat perbedaan pendapat di kalangan Shahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa ‘ala aalihi wasallam wa radliyallahu `anhum ajma`in dan juga perbedaan pendapat dari selain Shahabat Nabi. Maka memaksakan mereka untuk berubah dari apa yang mereka telah meyakininya adalah perkara yang amat berat. Oleh karena itu biarkanlah kaum Muslimin menjalani apa yang mereka terbiasa padanya dan pada apa yang telah dipilih oleh penduduk setiap negeri Muslimin bagi diri mereka.”
Tidak terasa umur Imam Malik bertambah tua, tepat pada tanggal 13 Rabi'ul Awwal 179 H Allah memanggil beliau dan dikebumikan pemakaman Baqi'. Menurut catatan para murid beliau dan juga putra beliau yang bernama Yahya bin Malik bin Anas Al-Asbahi, Imam Malik meninggal dunia dengan meninggalkan harta yang berlimpah dalam puluhan ribu dinar emas dan dirham perak. Juga meninggalkan rumah yang indah lengkap dengan perabotannya yang serba mahal. Adz Dzahabi menyatakan: “Imam ini adalah termasuk dari para pembesar ummat yang hidupnya dalam gelimang kesenangan, dan beliau adalah dari kalangan Ulama’ yang tampil dengan kewibawaan dan pakaian yang indah, diiringi budak-budak belian yang banyak, rumah yang megah, dan berbagai penampilan kenikmatan, serta ketinggian derajat di dunia dan akherat. Beliau adalah orang yang mau menerima hadiah dan makan dengan makanan yang enak dan suka beramal shalih.”


1Syaikh Shafiyyurrahman Al Mubarakfury, Sirah Nabawiyah hal 45, pustaka alkautsar
2Syaikh Shafiyyurrahman Al Mubarakfury, Sirah Nabawiyah hal 45, pustaka alkautsar
3Syaikh Shafiyyurrahman Al Mubarakfury, Sirah Nabawiyah hal 37, pustaka alkautsar
4Syaikh Dr Muhammad Ramadhan Al Buthi, Sirah Nabawiyah hal 158, Rabbani press
5Syaikh Shafiyyurrahman Al Mubarakfury, Sirah Nabawiyah hal 557, pustaka alkautsar
6Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam membisiki aku bahwa beliau akan meninggal dunia, maka aku pun menangis. Kemudian beliau membisiki aku kembali, tentang kabar gembari bahwa akulah anggota keluarga beliau yang pertama kali akan menyusul beliau, maka aku pun tersenyum. Dan beliau mengabarkan bahwa fatimah adalah pemimpin wanita semesta alam.

Berbagai Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar