Waktu menunjukkan pukul 08.35 saat aku mendapatkan sebuah SMS dari kakak senior yang berisi tentang Pelatihan Pendidikan Karakter yang diselenggarakan Kementrian Pemuda dan Olahraga. Tak lama kemudian, handphone berdering. Intinya sama. Keduanya memberikan informasi bahwa tempat pelatihannya bertempat Padang Sumatra Barat pada tanggal 19 – 26 Oktober. Tak lama kemudian, datang lagi SMS memberitahukan bahwa yang pelatihan yang diselenggarakan di Padang khusus untuk teman-teman di wilayah Sumatera (kecuali Babel dan Lampung), sedangkan bagi kami yang berdomisili di Jawa-Babel-Lampung maka pelatihannya akan bertempat di Bandung, Jawa Barat. Maka tanpa berpikir panjang, aku langsung menyambut ajakan pelatihan. Dengan waktu yang terbatas, satu demi satu berkas persyaratan mulai kusiapkan.
Selasa 18 Oktober selepas sholat dhuhur, aku pergi ke puskesmas. Tak menyangka puskesmas sudah sepi. Sampai disana hanya disambut oleh bapak yang berjaga di kantor bagian gizi. Beliau menjelaskan beberapa hal berkaitan dengan prosedur surat.
Keesokan harinya tiba. Setelah menyempatkan diri cetak foto diri aku langsung meluncur ke puskesmas. Sampai di puskesmas sembari mengantri aku melihat kanan-kiri. Memperhatikan dinding puskesmas yang dipenuhi poster-poster bertema kesehatan. Saat salah satu pasien sudah keluar, akupun masuk ke dalam ruangan dan langsung disambut sang dokter.
“Ada apa mas?”, tanya Bu Dokter
“Minta Surat Keterangan Sehat,” kataku tanpa pikir panjang,
Lantas Bu dokter mengambil sebuah buku. Buku itu berisi titik-titik yang membentuk sebuah angka. Satu demi satu pertanyaan kulalui dengan lumayan berat. Bingung aku dengan banyaknya warna. Pusing juga aku dibuatnya. Ini adalah pertama kalinya aku menjalani tes buta warna dan hampir saja aku gagal. Alhamdulillah ya.. dengan izin Allah Bu Dokter yang baik hati mempermudah urusanku. :)
Selesai dari situ, aku beranjak menuju kantor kecamatan mengurus persyaratan SKCK. Sepanjang perjalanan, pikiranku nggak karuan, yach namanya aja lagi banyak pikiran. Harus ngejar waktu biar semuanya beres. Gara-gara pikiran nggak karuan itu hampir saja kantor kecamatan terlewat. Untung, nggak kebablasan sampai jauh. Masuk gerbang, langsung aku menuju kantor bagian administrasi. Kusodorkan sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi kepada petugas.
Alhamdulillah selesai sudah urusan di kantor kecamatan. Sekarang giliran aku ke kantor Polsek Colomadu. Tiba disana, aku langsung masuk ke ruang permohonan SKCK.
“Mas, foto-fotonya ukuran 4 X 6 bukan 3 X 4”, kata Pak Polisi.
Aku pun berpamitan pada Pak Polisi dan meninggalkan ruangan. Aku lalu meluncur menuju Toko Barokah yang melayani urusan foto-foto di Tohudan. Selesai urusanku, langsung aku cabut kembali ke Kantor Polsek. Setiba kantor masuklah aku ke bagian pelayanan. Kemudian Pak Polisi menyodorkan kertas identitas yang harus diisi oleh pemohon.
Pak Polisi bertanya, “Mas, SKCK buat apa?”.
Aku menjawab, “buat Pelatihan Pendidikan Karakter Pemuda Kemenegpora RI”.
Pak Polisi bertanya lagi, “Mas,...”
Kujawab, “Iya, Pak”,
“Ini kepanjangan jadi gak muat Mas”,
Salah satu pegawai langsung menyahut, “Udah tulis aja, Diklat Karakter Pemuda Kemenegpora RI, ya tho Mas??”,
Kujawab, “Nggih”.
Tak lama kemudian mesin printer bergerak dan berbunyi. Alhamdulillah selesai juga urusan yang agak rumit bin ribet, sebuah prosedural umum mulai dari RW – Kelurahan – Kecamatan – Polsek.
Tak lama kemudian mesin printer bergerak dan berbunyi. Alhamdulillah selesai juga urusan yang agak rumit bin ribet, sebuah prosedural umum mulai dari RW – Kelurahan – Kecamatan – Polsek.
------
Dua hari sudah kulalui dan alhamdulillah ya.. akhirnya selesai juga urusan Surat Keterangan Sehat dan SKCK. Waktu pun berlalu dan aku hanya punya lima hari sebelum hari batas akhir persyaratan dikumpulkan. Saatnya mempersiapkan persyaratan yang lain seperti; surat mandat dari lembaga, surat keterangan aktif di lembaga kemahasiswaan atau pemuda minimal satu tahun, sertifikat kegiatan, foto diri berwarna ukuran 3 X 4, fotokopi KTP, dan artikel tentang Pendidikan Karakter Pemuda.
------
Sekarang hari senin, 24 Oktober. Semua berkas harus dikirim dan selesai.
Sebelum ke kantor KM, lembaga dimana aku bernaung dan beraktivitas menyalurkan potensi diriku, aku harus segera menyelesaikan artikelku yang belum juga terselesaikan. Jam terus berlalu dan aku masih menulis sembari terus berpikir dan berdiskusi dengan kakakku1. Satu demi satu kata kutulis. Satu demi satu lalu kurangkai menjadi sebuah kalimat. Satu demi satu hingga kalimat-kalimat itu berpadu menjadi paragraf demi paragraf. Alhamdulillah, selesai sudah.
Saatnya ke kantor KM. Ya.. aku masih harus mengurus surat mandat dari lembaga. Akupun menghubungi Mbak Hafsah2. Lama tak mendapat respon, ya sudah... aku husnuzhan mungkin beliau sedang sibuk mengajar. Alhamdulillah kurang lebih dhuhur, scan surat mandat sudah dikirim ke email saya. Selepas dhuhur kucek semua persyaratan. Sembari mengirim dokumen, munculah dua orang akhwat sambil mengucap salam. Ternyata mereka punya nasib yang sama. Mereka dikirim oleh lembaganya ke pelatihan kemengpora dan ke kantor KM bermaksud untuk mengirim berkas persyaratan pelatihan via hotspot yang tersedia.
Alhamdulillah.... waktu menunjukkan pukul 12.45 semua berkasku sudah selesai kukirim ke panitia penyelenggara. Sampai jumpa di kesempatan berikutnya.Go to Bandung Mempesona,...
(bersambung)
1Dialah Nurul Ema KN, SE. Sama-sama sibuk di LPR Kriya Mandiri namun lain departemen dengan saya. Dia di Departemen Training. Dari usulan idenya aku terbantu hingga selesailah penulisan artikel itu.
2Mbak Hafsah Fakhruli, S.Si. Sekum-nya KM. Kesibukan beliau selain di KM adalh mengajar di TKII Al Abidin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar