Selasa, 22 November 2011

Surat Cinta Kepada FAROIS

“ Kami sampaikan kepadamu ( Muhammad ) kisah mereka dengan sebenar -benarnya. 
Sesungguhnya mereka adalah para pemuda yang beriman kepada tuhannya dan kami tambahkan kepada mereka petunjuk…” 
( Al Kahfi : 13 )


Kepada 
Yang kupercayai dan kubanggakan 
Para penjejak langkah kebenaran
Para pemegang panji Al Qur’an
Para pejuang dalam keterasingan
Para pemenang dalam pergolakan zaman


Kusampaikan sebuah salam penuh penghargaan dan penghormatan, penuh cinta dan kasih sayang. Salam sarat doa dan harapan, salamnya para penghuni surga dan salam yang diajarkan oleh kekasih kita tercinta Muhammad sang pembawa risalah.


Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah wa barakatuh !
Saudara – saudariku yang kucintai dan dicintai Allah,
Malam ini kutulis surat untuk kalian di bawah bayang – bayang rembulan kota Pahlawan. Sembari menulis awalan tulisan ini, ana mencoba membayangkan wajah antum sekalian yang penuh dengan gurat perjuangan dan semburat kemenangan. Mencocokkan suasana itu dengan suasana di sini, di tempat ana yang juga sedang dalam perjalanan panjang menuju kemenangan bersama teman – teman perjuangan. Kalau boleh jujur surat ini adalah permintaan dari salah seorang saudari kalian yang menginginkan ana berbagi pengalaman dengan antum sekalian, membagi kisah cita, cinta, duka dan lara dalam perjuangan ana di tempat yang sama dengan antum sekarang, 3 tahun yang lalu.







Saat itu ana masih bukan apa – apa, seperti bocah yang lulus SMP pada umumnya. Hingga suatu hari di awal perjalanan menggapai mimpi dalam balutan seragam abu – abu, ana dijumpakan oleh Allah pada wajah – wajah teduh yang mengulurkan tangan pada ana untuk bergabung dengan mereka, sebuah kafilah. Mereka ceritakan bahwa mereka adalah kafilah panjang yang tujuannya adalah sebuah negeri yang bernama Akhirat.  Sebuah kafilah perjuangan dan pengorbanan, dipertaruhkan kesenangan masa muda untuk masuk ke dalamnya. Awalnya ana bimbang, karena ana sedang dalam masa yang dahulu ana bayangkan dan harapkan penuh dengan senang – senang dan kegembiraan, khas anak zaman sekarang. 


Hingga beberapa hari kemudian, ana menemukan kekecewaan. Kecewa karena ana tidak segera masuk ke dalam kafilah tersebut, ana didahului oleh rekan – rekan yang lain satu generasi. Kuputuskan saat itu juga hidupku berjalan bersama dengan kafilah tersebut, kafilah para pemuda, kafilah perjuangan yang bernama FAROIS ! 


Ikhwah fillah, rahiimani wa rahiimakumullah
Yang ana terima di awal bergabung adalah kejutan dan kejutan. Kejutan yang menggembirakan, yang memunculkan tanda tanya maupun kejutan – kejutan yang menggelikan. Yang pertama, ana diamanahi menjadi Sekretaris Umum periode 2007/2008. Yang kedua, ana tidak tahu harus apa dan bagaimana menjalankan gerbong kafilah ini. Saat itu, ana masih hijau atau belum faham apa – apa karena masih duduk di kelas 1 SMA. Namun, sekali lagi wajah – wajah teduh itu kembali hadir membimbing ana dan teman – teman dengan sabar, setia menunggu dan mengajari segala hal yang dibutuhkan oleh kafilah ini, menghibur dan memberi semangat di saat kami lesu dan lemah. Hingga akhirnya kemudian kami mampu berdiri sendiri dan mampu berlari. Dari masalah sepele seperti mengatur jadwal rapat yang mepet - mepet, tempat bertemu waktu itu di masjid kecil di belakang sekolah, hingga membuat surat undangan apa adanya, stempel yang sering hilang dan lupa siapa yang membawa, semuanya diatur dan dibimbing oleh mereka.


Sayangnya, saat itu kami tidak sadar bahwa mereka begitu mencintai kami semua. Berharap besar dan menyandingkan kami dengan harapan – harapan yang mereka bawa. Kami meremehkan setiap bantuan mereka dan terkadang malah mencibir. Baru sekarang kami memahami itu semua dan kini kusampaikan pada antum sekalian. Cintai mereka yang sudah mengambil sekeping hidupnya untuk diberikan pada antum. Para asatidz, kakak – kakak dan orang lain yang memberikan masukan untuk antum. 
Teman – teman pejuang akidah dan penggenggam akhlaq Al Qur’an sekalian,
Setapak  demi setapak waktu kami lewati saat itu. Banyak yang ana dan teman – teman dapatkan dalam masa tersebut. Mulai dari berdiskusi tentang tujuan besar FAROIS, berniat untuk berafiliasi dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga atau Departemen Agama, hingga bertemu dengan saudara – saudara baru yang lain, entah dari sekolah – sekolah lain atau perguruan tinggi. 


Sekedar berbagi cerita, FAROIS 2007/2008 mempunyai program kerja silaturrahim setiap sebulan sekali walaupun pada kenyataannya hanya terealisasi 3 kali dalam setahun. Kajian – kajian kecil kadang diadakan untuk membahas permasalahan ummat terkini, sehingga di dalam diri kami semua waktu itu terbentuk sebuah komitmen dalam setiap pribadi untuk menjadi seorang pemuda yang lain daripada yang lain. Muncul sebuah kebanggaan dan kebahagiaan dalam hati ini karena persatuan ini muncul begitu saja di atas sebuah jalinan ukhuwwah. 


Tidak ada yang bisa lebih dibanggakan daripada pernah menjadi bagian dari kafilah perjuangan orang – orang muda bersama Allah untuk menegakkan agamaNya…
Di saat teman – teman yang lain hanya sibuk dengan pelajaran , kami mengharuskan diri sibuk juga dengan Kajian dan Al Qur’an…
Di saat teman – teman yang lain terpaku pada hiburan dan televisi, kami  mencoba berbeda dengan berbagi kebahagiaan hakiki di atas jalinan ukhuwwah Islami…
Di saat teman – teman yang lain hanya peduli pada kesenangan dan diri sendiri, kami berazzam untuk berserah diri dan berbakti…
Di saat teman – teman yang lain menghamburkan uang untuk bioskop dan modifikasi, kami rela berpeluh keringat untuk mencari donasi… 
(FAROIS 2007/2009)
Sebuah kebanggaan ! Ya, kebanggan akh. Kebahagiaan ukht ! Bayangkan antum semua adalah orang – orang yang dipilih oleh Allah untuk bertemu dengan jalan ini. Dalam surah Ali Imran, Allah menunjukkan pada kita siapa jati diri kita,
“ Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah...”
Jalan ini adalah jalan penyeruan, penyeruan kepada yang baik. Allah memberi kita predikat Terbaik dengan syarat tersebut, benar perkataan yang akrab di telinga para eksekutif muda bahwa ‘ tidak ada makan siang gratis ’. Karena begitu pula dengan predikat tersebut, ada yang harus dipenuhi untuk mendapat gelar pemuda terbaik, siswa – siswi terbaik yang dilahirkan untuk seluruh ummat manusia.


Saudara saudariku yang disayangi Allah,
Bolehkah ana lanjutkan ceritanya ? Ceritanya setelah kepengurusan FAROIS 2007/2008 berjalan setahun dan sudah akan berakhir sesuai AD/ART, maka kami mempersiapkan diri untuk menyediakan tempat bagi nahkoda perjuangan ini selanjutnya. Namun ternyata, kejutan lagi dan kejutan lagi. Musyawarah Besar memutuskan kepengurusan tahun depan tetap dipegang oleh kami semua yang duduk di kelas 2 SMA. Subhanallah. Setelah setahun penuh dengan pelajaran dan pengajaran, seolah – olah kami mendapat kesempatan kedua untuk menajalankan apa yang sudah kami dapatkan di tahun pertama kepengurusan kami.


Rasanya ada bahagia, kesedihan, kejutan dan rumpun perasaan yang bercampur baur dalam dekapan tangan dan pelukan dari para saudara kami setelah keputusan tersebut diambil. Amanah ini berjalan lagi setahun ke depan, kami belajar banyak tahun kemarin sehingga menargetkan tahun ini semuanya harus lebih baik lagi.


Tahun 2008/2009, hari – hari kami diwarnai dengan perjuangan eksistensi. Karena setelah Musyawarah Besar tersebut, kami merumuskan Rencana Strategi tahun depan, hingga menemuukan tujuan besar kami adalah mengenalkan pada dunia, khususnya di kota kecil Solo bahwa masih ada pemuda – pemudi yang menaruh Qur’an di atas segalanya, masih ada pelajar SMA yang peduli pada gerakan peduli moral dan akhlaq bangsa, masih ada anak – anak yang sopan dan santun pada orang tuanya, masih ada jiwa kemandirian dan keberanian mengatakan kebenaran di tubuh – tubuh yang mulai tumbuh dewasa ini.


Yup ! Benar akhi, benar ukhti. Aksi Anti Valentine Day, Seruan Munasharah Palestina, Menyambut Tahun Baru Hijriyah dan aksi – aksi turun jalan untuk menunjukkan eksistensi kepemudaan sering sekali kami adakan waktu itu.  Rapat – rapat kami adakan di tempat yang nyaman, jadwal kegiatan dan bertemu dirutinkan dan mempunyai alamat sekretariat yang pasti. Masih teringat di benak kami, di tahun pertama kepengurusan dulu, kop surat FAROIS berubah – ubah sampai 5 kali karena ganti alamat sekretariat terus menerus. Bahkan alamat rumah ana pernah dijadikan alamat sekretariat FAROIS karena bingung mau dimana lagi kita ‘merumahkan’ FAROIS. 


Ikhwah Fillah,
Perjuangan itu memiliki tahapan dan di setiap tahapan mempunyai cara dan metode tersendiri. Sejarah tahapan perjuangan organisasi ini bisa dinilai saat kepengurusan 2007/2008, FAROIS mengalami fase pembentukan pondasi, pergulatan batin dan pengukuhan jati diri, hingga kemudian di tahun 2008/2009, itulah yang namanya fase pengenalan dan pengokohan eksistensi di mata masyarakat. Program kerja-pun harus disesusaikan dengan fase perjuangan tersebut, barangkali mungkin saat ini fase perjuangan antum di tahun 2010/2011 ini adalah fase perjuangan yang berat. Yaitu fase keistiqomahan, di sini antum harus menjaga daya tahan organisasi dari benturan elemen – elemen penghalang seperti dana, network, yang semakin lama semakin diperebutkan pula oleh organisasi yang lain. Di sini pula, keseimbangan antum dijaga agar bagaimana perjuangan kafilah ini terus dipercepat namun kemudian dihiasi selalu dengan prestasi akademik yang mempesona. Allahu ma’ana !


Saudara – saudariku yang kucintai dan dicintai Allah,
Ana bukanlah yang terbaik di antara kita semua. Bahkan mungkin tidak ada apa – apanya dibandingkan dengan generasi – generasi setelah ana seperti antum sekalian. Dibalik banyaknya aktivitas syiar Islam ini, hati ana sendiri masih kotor, maksiat terus saja ana jalani dan tidak bisa menjadi teladan yang baik dalam kapasitas sebagai pendahulu. Oleh sebab itu, dukunglah dan simpan baik pesan dari ana. Namun, segera ingatkan ana untuk setiap kesalahan dan kealpaan dalam tulisan ini, atau jika antum menemukan kesalahan dalam diri ana.


Marilah kita bersama – sama berjalan sesuai dengan kapasitas dan tahapan perjuangan kita masing – masing. Namun sebenarnya hakikat kualitas perjuangan kita akan muncul sesuai dengan kualitas para pejuangnya di hadapan Allah. Jadilah yang terbaik di hadapan Allah, maka secara otomatis pasti engkau akan menjadi yang terbaik di hadapan manusia. 


Ikhwani fiddin,
Dunia ini sekarang gelap gulita dan kita berada di tengah – tengahnya. Pilihannya hanya ada dua, CURSING THE DARK or  LIGHT THE CANDLE ! Kita akan terus menerus menyalahkan kegelapan, atau nyalakan lentera untuk menciptakan secercah cahaya demi yang lainnya ? Pilihan ada di tangan antum sekalian.
Perubahan adalah sebuah kepastian, itulah mengapa kita dituntut untuk harus selalu bisa mengambil keputusan yang terbaik. Agar momentum perubahan itu ada di tangan kita ! Ingatlah ikhwah, semakin pekat malam, semakin hitam dan gelap malam, berarti bahwa fajar semakin dekat ! Pertanyaannya adalah, siapakah fajar itu ? Allahu Akbar !
Maafkan ana jika tulisan ini menyisakan pertanyaan dan kegelisahan di hati antum sekalian. Ana hanya ingin berbagi dan membuka diri untuk diberi kritik dan masukan dari antum sekalian. Semoga bermanfaat.
Kututup tulisan penuh rasa harap dan sayang untukmu ini saudara – saudariku dengan salam penuh cinta dan kemesraan ukhuwwah.
Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah wa barakatuh


Di selesaikan di Surabaya, 20 April 2011




FAQIH ADDIEN AL HAQ
Mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga 
http://faqih-aa.blogspot.com
faqih.aa@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar