- Aku putra dua orang yang hampir disembelih
Sebuah
hadits riwayat dari Al-Hakim dalam Al-Manaqib.
Rasulullah SAW bersabda: “Aku adalah keturunan dari dua orang bapak
yang hampir disembelih” (ana
ibnu adz-dzabiihain).
Dalam
silsilah Rasulullah, dua orang yang hampir disembelih itu antara
lain: pertama,
Nabi Ismail yang hampir disembelih ayahandanya, Nabi Ibrahim. Kedua,
Abdullah, ayahanda Nabi yang hampir disembelih karena adat jahiliyah.
Disebutkan
dalam sejarah bahwa Abdul Muthalib, kakek Rasulullah SAW, pernah
bernazar kalau diberi karunia 10 anak laki-laki maka akan menyembelih
satu sebagai qurban. Lalu mengundinya, kemudian jatuhlah undian
kepada Abdullah, ayah Rasulullah SAW. Mendengar itu kaum Quraisy
melarangnya agar tidak diikuti generasi setelah mereka, akhirnya
Abdul Muthalib sepakat untuk menebusnya dengan 100 ekor onta.
Karena
dua kisah inilah, maka suatu hari seorang Baduy memanggil Rasulullah
SAW, “Hai anak dua orang sembelihan” beliau hanya tersenyum. Dua
orang sembelihan itu adalah Ismail
bin Ibrahim
dan Abdullah bin Abdul Muthalib.
- Fakta Sejarah
Ibnu
Sa'd meriwayatkan, bahwa ibu Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
berkata, "Setelah bayiku keluar, aku melihat ada cahaya yang
keluar dari kemaluanku, menyinari istana-istana di Syam.
" Ahmad juga meriwayatkan dari Al-Arbadh bin Sariyah, yang
isinya serupa dengan perkataan tersebut.(Mukhtashar Siratir-Rasul,
Syaikh Abdullah An-Najdy, hal. 12)
Diriwayatkan
bahwa ada beberapa bukti pendukung kerasulan, bertepatan dengan saat
kelahiran beliau, yaitu runtuhnya sepuluh balkon istana Kisra, dan
padamnya api yang biasa disembah orang-orang Majusi serta runtuhnya
beberapa gereja di sekitar Buhairah setelah gereja-gereja itu
ambles ke tanah. Yang demikian ini diriwayatkan Al-Baihaqy,
sekalipun tidak diakui Muhammad Al-Ghazaly.(Fiqhus-Sirah,
Muhammad Al-Ghazaly, hal. 46)
- Do'a Nenek Moyangku
Dan
Diriwayatkan pula Ibnu Ishaq bahwa pada suatu ketika bertanyalah
beberapa orang sahabat beliau, “Ya
rasul Allah! Terangkanlah kepada kami dari hal engkau!” lalu beliau
berkata; “Aku ini adalah Doa nenekku Ibrahim dan berita gembira
yang disampaikan kepada Isa dan ketika Ibuku mengandungku, beliau
bermimpi seakan-akan melihat suatu cahaya keluar dari dirinya,
sehingga sampai sinarnya kepada gedung-gedung besar di Syam.”
Menurut
keterangan Imam Ahmad bin Hambal, yang bertanya itu adalah Abu
Umamah. Tentang permohonan Nabi Ibrahim itu mari kita buka QS Al
Baqarah ayat 129.
“Ya
Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka,
yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan
kepada mereka Al Kitab (Al Qur'an) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta
menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana”.
- Pengakuan Raja Najasyi
Bahkan
raja Najasyi mengakui Muhammad adalah Nabi dan Rasul, sebagaimana
dalam suratnya kepada Rasulullah saw, ketika menyatakan diri memeluk
Islam, beliau katakan terus terang; Aku naik saksi dengan nama Allah,
bahwa memang dia itulah Nabi yang ditunggu-tunggu oleh Ahlu-Kitab.”
(Buya Hamka)
- QS Ash-Shaf ayat 6
Ibnu
Katsir mengatakan dalam kitabnya, Yakni Taurat, telah menyampaikan
kabar gembira tentang diriku dan aku sesuai dengan apa yang
disampaikannya. Sedang aku menyampaikan kabar gembira tentang
kedatangan orang setelahku, yakni seorang Rasul sekaligus Nabi yang
ummi dari Arab Makkah yang bernama Ahmad (Muhammad). Dengan demikian
‘Isa putera Maryam adalah penutup Nabi-Nabi Bani Israil. Dia telah
bermukim di kalangan Bani Israil untuk menyampaikan kabar gembira
tentang kedatangan Muhammad SAW yaitu Ahmad sebagai penutup Nabi dan
Rasul yang tidak ada risalah dan kenabian lagi setelahnya.
Ini
adalah keterangan dari Nabi Isa Alaihisalam sendiri bahwa beliau
adalah diutus Allah kepada Bani Israil, khusus kepada mereka, bukan
kepada yang lain. Ini dikuatkan oleh sabda beliau sendiri yang
dicatat dalam injil karangan Matius 15 ; 2. Dikuatkan pula dengan
pesannya kepada 12 orang muridnya; “janganlah
kamu pergi ke negeri orang kafir dan jangan kamu masuk ke negeri
orang samaria, melainkan pergilah kamu kepada segala domba kaum
Israil yang sesat”
(Matius 10 ; 5-6) (Buya Hamka : 169).
Kedatangan
Rasulullah dinubuwatkan di dalam Taurat, pasal 20 dari Kitab Kelima ;
“Allah
datang dari Sinai, menjelma di Seir dan muncul di bukit Paran,
dengan diiringi berpuluh-puluh ribu pengiring suci di sebelah
kanannya”. “Sinai adalah tempat turunnya wahyu kepada Musa, Seir
tempat turunnya wahyu kepada 'Isa dan Paran pengunungan Makkah
adalah tempat turunnya wahyu kepada Muhammad SAW” (Al
Maraghi : 140).
Dalam
pasal 11 dari Kitab ini juga dinyatakan juga;
“Wahai
Musa, sesungguhnya Aku akan menegakkan bagi Bani Israil, seorang Nabi
dari saudara- saudara mereka, yang seperti engkau. Aku tempatkan
firman-Ku di dalam mulutnya dan dia mengatakan kepada mereka apa
yang Aku perintahkan kepadanya. Dan barang siapa yang tdak menerima
ucapan Nabi yang berbicara atas nama-Ku itu, maka Aku dendam
kepadanya dan kepada keturunannya”
(Al Maraghi : 140).
Dalam
Fasal 16 Injil Yahya yang cetakan dalam bahasa Indonesia 1970 itu
demikian bunyinya ;
“Tetapi
aku ini mengatakan yang benar kepadamu, bahwa berfaedahlah bagi kamu
jikalau aku ini pergi, karena jikalau tiada aku pergi, tiadalah
penolong itu akan datang kepadamu; tetapi jikalau aku pergi, aku
akan menyuruhkan dia kepadamu. [ayat
7].
Kemudian
dilanjutkan lagi pada ayat 12 demikian bunyinya;
“Banyak
lagi perkara yang aku hendak katakan kepadamu, tetapi sekarang ini
tiada dapat kamu menanggung dia. (ayat
12)
“Akan
tetapi apabila dia sudah datang, yaitu Roh Kebenaran, maka iapun akan
membawa kamu kepada segala kebenaran; karena tiada ia berkata-kata
dengan kehendaknya sendiri, melainkan barang yang didengarnya itu
juga akan dikatakannya; dan dikabarkannya kepadamu segala perkara
yang akan datang.” (ayat
13) (Buya Hamka : 173).
Syaikh
Mohammad Jamaluddin Al-Qasimiy menyalinkan dalam tafsir beliau
“Mahasin ut-Ta'wil”, bahwa di dalam harian “Al-Moayyad” no
3284 halaman 2, dengan tajuk “Islam tidak kekurangan orang yang
menginsafinya” bahwa Monsignor Marsiell, Proffesor dalam
bahasa-bahasa Timur menulis demikian ;
“Muhammad
adalah pendiri agama Islam, nama Muhammad itu sendiri diambil dari
asal kata HAMD (pujian). Dan suatu kebetulan yang mengherankan ialah
bahwa orang Nasrani Arab memakai suatu nama yang diambil dari asal
kata, yang sangat berdekat artinya dengan Muhammad, yaitu Ahmad!
Untuk ganti nama dari Peraklitus
itu.
Arti Ahmad ialah yang empunya pujian. Inilah yang menyebabkan
Ulama-Ulama Islam menetapkan bahwa Kitab suci orang kristen
menyampaikan berita gembira dengan akan kedatangan Nabi Muhammad. Dan
memang Al-Qur'an sendiri telah mengisyaratkan hal itu dengan
menyebutkan bahwa Almasih pernah mengatakan; “Dan
memberikan berita gembira dengan seorang rasul yang datang sesudahku,
namanya Ahmad”.
Jadi
teranglah bahwa guru besar bahasa-bahasa Timur ini menyingkapkan
bahwa orang Nasrani Arab, jauh sebelum Nabi Muhammad lahir ke dunia
telah menterjemahkan Injil ke dalam bahasa Yunani ke bahasa Arab,
dan kalimat Peraklitus
ke dalam bahasa Arab diterjemahkan menjadi Ahmad,
yang
berarti yang
amat terpuji.
Beliau ini mengakui akan hal itu, dan beliau merasa heran tentang
secara “kebetulan”nya Nasrani Arab dahulu mengartikan Peraklithus
kepada Ahmad.
Sedang pokok arti di antara Ahmad dengan Muhammad adalah satu, yaitu
pujian (Buya Hamka : 174). Dapat kita pahami bahwa kata peraklithus
diterjemahkan ke dalam Injil bahasa Indonesia ialah “Penolong”.
(Buya Hamka : 177).
Kemudian
Rasulullah menerangkan dirinya sendiri;
“Sesungguhnya
padaku ada beberapa nama ; Aku adalah Muhammad, dana aku Ahmad, dan
aku “Al-Maahi”[Penghapus], karena dengan aku Allah menghapus
kekufuran, dan aku adalah “Al-Hasyir” [Pengumpul], karena
dikumpulkan manusia di bawah kakiku dan aku adalah Al-Aqib
[Penungkas] yang menungkasi Nabi-Nabi yang dahulu” (HR
Bukhari dan Muslim)
Sumber
Prof
Dr Hamka, Tafsir Al-Azhar, PT Bina Ilmu
Musthafa
Al-Maraghi, Tafsir Al Maraghi, Semarang : Toha Putra
Shafiyurrahman
Al Mubarakfury, Sirah Nabawiyah, Jakarta : Pustaka Al-Kautsar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar