Rabu, 16 Mei 2012

Nubuwah Kelahiran Rasulullah SAW



  • Aku putra dua orang yang hampir disembelih


Sebuah hadits riwayat dari Al-Hakim dalam Al-Manaqib. Rasulullah SAW bersabda: “Aku adalah keturunan dari dua orang bapak yang hampir disembelih” (ana ibnu adz-dzabiihain).
Dalam silsilah Rasulullah, dua orang yang hampir disembelih itu antara lain: pertama, Nabi Ismail yang hampir disembelih ayahandanya, Nabi Ibrahim. Kedua, Abdullah, ayahanda Nabi yang hampir disembelih karena adat jahiliyah.
Disebutkan dalam sejarah bahwa Abdul Muthalib, kakek Rasulullah SAW, pernah bernazar kalau diberi karunia 10 anak laki-laki maka akan menyembelih satu sebagai qurban. Lalu mengundinya, kemudian jatuhlah undian kepada Abdullah, ayah Rasulullah SAW. Mendengar itu kaum Quraisy melarangnya agar tidak diikuti generasi setelah mereka, akhirnya Abdul Muthalib sepakat untuk menebusnya dengan 100 ekor onta.
Karena dua kisah inilah, maka suatu hari seorang Baduy memanggil Rasulullah SAW, “Hai anak dua orang sembelihan” beliau hanya tersenyum. Dua orang sembelihan itu adalah Ismail bin Ibrahim dan Abdullah bin Abdul Muthalib.




  • Fakta Sejarah


Ibnu Sa'd meriwayatkan, bahwa ibu Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkata, "Setelah bayiku keluar, aku melihat ada cahaya yang keluar dari kemaluanku, menyinari istana-istana di Syam. " Ahmad juga meriwayatkan dari Al-Arbadh bin Sariyah, yang isinya serupa dengan perkataan tersebut.(Mukhtashar Siratir-Rasul, Syaikh Abdullah An-Najdy, hal. 12)

Diriwayatkan bahwa ada beberapa bukti pendukung kerasulan, bertepatan dengan saat kelahiran beliau, yaitu runtuhnya sepuluh balkon istana Kisra, dan padamnya api yang biasa disembah orang-orang Majusi serta runtuhnya beberapa gereja di sekitar Buhairah setelah gereja-gereja itu ambles ke tanah. Yang demikian ini diriwayatkan Al-Baihaqy, sekalipun tidak diakui Muhammad Al-Ghazaly.(Fiqhus-Sirah, Muhammad Al-Ghazaly, hal. 46)


  • Do'a Nenek Moyangku


Dan Diriwayatkan pula Ibnu Ishaq bahwa pada suatu ketika bertanyalah beberapa orang sahabat beliau, “Ya rasul Allah! Terangkanlah kepada kami dari hal engkau!” lalu beliau berkata; “Aku ini adalah Doa nenekku Ibrahim dan berita gembira yang disampaikan kepada Isa dan ketika Ibuku mengandungku, beliau bermimpi seakan-akan melihat suatu cahaya keluar dari dirinya, sehingga sampai sinarnya kepada gedung-gedung besar di Syam.”
Menurut keterangan Imam Ahmad bin Hambal, yang bertanya itu adalah Abu Umamah. Tentang permohonan Nabi Ibrahim itu mari kita buka QS Al Baqarah ayat 129.
Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Qur'an) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.

  • Pengakuan Raja Najasyi


Bahkan raja Najasyi mengakui Muhammad adalah Nabi dan Rasul, sebagaimana dalam suratnya kepada Rasulullah saw, ketika menyatakan diri memeluk Islam, beliau katakan terus terang; Aku naik saksi dengan nama Allah, bahwa memang dia itulah Nabi yang ditunggu-tunggu oleh Ahlu-Kitab.” (Buya Hamka)

  • QS Ash-Shaf ayat 6


Ibnu Katsir mengatakan dalam kitabnya, Yakni Taurat, telah menyampaikan kabar gembira tentang diriku dan aku sesuai dengan apa yang disampaikannya. Sedang aku menyampaikan kabar gembira tentang kedatangan orang setelahku, yakni seorang Rasul sekaligus Nabi yang ummi dari Arab Makkah yang bernama Ahmad (Muhammad). Dengan demikian ‘Isa putera Maryam adalah penutup Nabi-Nabi Bani Israil. Dia telah bermukim di kalangan Bani Israil untuk menyampaikan kabar gembira tentang kedatangan Muhammad SAW yaitu Ahmad sebagai penutup Nabi dan Rasul yang tidak ada risalah dan kenabian lagi setelahnya.
Ini adalah keterangan dari Nabi Isa Alaihisalam sendiri bahwa beliau adalah diutus Allah kepada Bani Israil, khusus kepada mereka, bukan kepada yang lain. Ini dikuatkan oleh sabda beliau sendiri yang dicatat dalam injil karangan Matius 15 ; 2. Dikuatkan pula dengan pesannya kepada 12 orang muridnya; “janganlah kamu pergi ke negeri orang kafir dan jangan kamu masuk ke negeri orang samaria, melainkan pergilah kamu kepada segala domba kaum Israil yang sesat” (Matius 10 ; 5-6) (Buya Hamka : 169).
Kedatangan Rasulullah dinubuwatkan di dalam Taurat, pasal 20 dari Kitab Kelima ; “Allah datang dari Sinai, menjelma di Seir dan muncul di bukit Paran, dengan diiringi berpuluh-puluh ribu pengiring suci di sebelah kanannya”. “Sinai adalah tempat turunnya wahyu kepada Musa, Seir tempat turunnya wahyu kepada 'Isa dan Paran pengunungan Makkah adalah tempat turunnya wahyu kepada Muhammad SAW” (Al Maraghi : 140).
Dalam pasal 11 dari Kitab ini juga dinyatakan juga;
“Wahai Musa, sesungguhnya Aku akan menegakkan bagi Bani Israil, seorang Nabi dari saudara- saudara mereka, yang seperti engkau. Aku tempatkan firman-Ku di dalam mulutnya dan dia mengatakan kepada mereka apa yang Aku perintahkan kepadanya. Dan barang siapa yang tdak menerima ucapan Nabi yang berbicara atas nama-Ku itu, maka Aku dendam kepadanya dan kepada keturunannya” (Al Maraghi : 140).
Dalam Fasal 16 Injil Yahya yang cetakan dalam bahasa Indonesia 1970 itu demikian bunyinya ;
“Tetapi aku ini mengatakan yang benar kepadamu, bahwa berfaedahlah bagi kamu jikalau aku ini pergi, karena jikalau tiada aku pergi, tiadalah penolong itu akan datang kepadamu; tetapi jikalau aku pergi, aku akan menyuruhkan dia kepadamu. [ayat 7].
Kemudian dilanjutkan lagi pada ayat 12 demikian bunyinya;
“Banyak lagi perkara yang aku hendak katakan kepadamu, tetapi sekarang ini tiada dapat kamu menanggung dia. (ayat 12)
“Akan tetapi apabila dia sudah datang, yaitu Roh Kebenaran, maka iapun akan membawa kamu kepada segala kebenaran; karena tiada ia berkata-kata dengan kehendaknya sendiri, melainkan barang yang didengarnya itu juga akan dikatakannya; dan dikabarkannya kepadamu segala perkara yang akan datang.” (ayat 13) (Buya Hamka : 173).
Syaikh Mohammad Jamaluddin Al-Qasimiy menyalinkan dalam tafsir beliau “Mahasin ut-Ta'wil”, bahwa di dalam harian “Al-Moayyad” no 3284 halaman 2, dengan tajuk “Islam tidak kekurangan orang yang menginsafinya” bahwa Monsignor Marsiell, Proffesor dalam bahasa-bahasa Timur menulis demikian ;
“Muhammad adalah pendiri agama Islam, nama Muhammad itu sendiri diambil dari asal kata HAMD (pujian). Dan suatu kebetulan yang mengherankan ialah bahwa orang Nasrani Arab memakai suatu nama yang diambil dari asal kata, yang sangat berdekat artinya dengan Muhammad, yaitu Ahmad! Untuk ganti nama dari Peraklitus itu. Arti Ahmad ialah yang empunya pujian. Inilah yang menyebabkan Ulama-Ulama Islam menetapkan bahwa Kitab suci orang kristen menyampaikan berita gembira dengan akan kedatangan Nabi Muhammad. Dan memang Al-Qur'an sendiri telah mengisyaratkan hal itu dengan menyebutkan bahwa Almasih pernah mengatakan; “Dan memberikan berita gembira dengan seorang rasul yang datang sesudahku, namanya Ahmad”.
Jadi teranglah bahwa guru besar bahasa-bahasa Timur ini menyingkapkan bahwa orang Nasrani Arab, jauh sebelum Nabi Muhammad lahir ke dunia telah menterjemahkan Injil ke dalam bahasa Yunani ke bahasa Arab, dan kalimat Peraklitus ke dalam bahasa Arab diterjemahkan menjadi Ahmad, yang berarti yang amat terpuji. Beliau ini mengakui akan hal itu, dan beliau merasa heran tentang secara “kebetulan”nya Nasrani Arab dahulu mengartikan Peraklithus kepada Ahmad. Sedang pokok arti di antara Ahmad dengan Muhammad adalah satu, yaitu pujian (Buya Hamka : 174). Dapat kita pahami bahwa kata peraklithus diterjemahkan ke dalam Injil bahasa Indonesia ialah “Penolong”. (Buya Hamka : 177).
Kemudian Rasulullah menerangkan dirinya sendiri;
“Sesungguhnya padaku ada beberapa nama ; Aku adalah Muhammad, dana aku Ahmad, dan aku “Al-Maahi”[Penghapus], karena dengan aku Allah menghapus kekufuran, dan aku adalah “Al-Hasyir” [Pengumpul], karena dikumpulkan manusia di bawah kakiku dan aku adalah Al-Aqib [Penungkas] yang menungkasi Nabi-Nabi yang dahulu” (HR Bukhari dan Muslim)


Sumber
Prof Dr Hamka, Tafsir Al-Azhar, PT Bina Ilmu
Musthafa Al-Maraghi, Tafsir Al Maraghi, Semarang : Toha Putra
Shafiyurrahman Al Mubarakfury, Sirah Nabawiyah, Jakarta : Pustaka Al-Kautsar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar