Surah
ini dinamai surah Al-kahf yang secara harfiah berarti gua. Nama
tersebut diambil dari sekelempok pemuda yang melarikan aqidah mereka
dari gangguan penguasa zamannya, kemudian tertidur di dalam gua
selama tiga ratus tahun lebih. Dari Abu Darda, Rasulullah bersabda;
“Barang siapa
yang menghafal sepuluh ayat dari awal surah Al-Kahf, maka dia
terpelihara dari fitnah Dajjal”
(HR. Muslim no 1342). Dalam riwayat yang lain, dari Abu Sa'id Al
Khudri ra; “Barang
siapa membaca surah al-Kahfi pada hari jum'at, maka akan dipancarkan
cahaya untuknya di antara dua jum'at”
(HR Hakim; 2/368)1.
Surah ini merupakan wahyu Al-Qur'an surah ke 68 yang turun sesudah
surah Al-Ghasyiyah dan sebelum Asy-Syura2.
Ayat
pertama, Allah ta'ala mengawali dan mengakhiri surah ini dengan
memuji diri-Nya. Ada empat surah – selain surah Al-Fatihah yang
awalannnya menggunakan pujian (al-Hamdulillah) yakni Al Kahfi [18]
ayat 1, Al An'am [6] ayat 1, Saba [34] ayat 1, dan Fathir [35] ayat
1. Dia (Allah) memuji atas apa yang diturunkan-Nya yakni Al-Kitab
(Al-Qur'an). Dia memuji karenanya, sebab nikmat yang paling besar
yang dianugerahkan kepada penduduk bumi lantaran mampu memberikan
manfaat yang dapat mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya.
Dia menjadikan semua kandungan yang berada di dalam Al-Qur'an tidak
ada satu pun yang menyimpang dari jalan kebenaran, dan tiada
kebengkokan. Hal ini juga sesuai dengan garis lurus yaitu tegas dan
jitu dan dapat dipertanggungjawabkan menurut pertimbangan akal yang
sehat dan budi yang bersih3.
Ayat
kedua, kata qayyiman
terambil
dari kata qama
yang berarti lurus, namun biasa diterjemahkan berdiri. Di pangkal
ayat ini, “Sebagai
bimbingan yang lurus”, merupakan
penegasan dari ujung ayat pertama. Ingatlah bahwasanya surah
Al-Fatihah ayat 6 “Tunjukilah
kami jalan yang lurus”, maka
kita dalam shalat selalu membaca dan memohon kepada Allah untuk
ditunjukkan jalan yang lurus. Kandungan Al-Qur'an yang mengandung
al-Huda
(petunjuk) sehingga tujuan kitab untuk memperingatkan hamba-Nya yang
menyeleweng, membengkok atau menempuh jalan yang tidak qayyim.
Ketika peringatan itu tidak disambut dengan baik (dilupakan), maka
Allah akan mengancam siksaan yang lebih pedih. Dan siksaan ini tidak
main-main artinya siksaan itu langsung datang dari Allah.,
sebagaimana siksaan umat-umat terdahulu.
Dan
Al-Qur'an juga memberikan kabar gembira (basyir)
kepada orang-orang mukmin yang mantap keimanannya dan orang yang
senantiasa beramal shalih. 'Amalan
shaalih ;
seluruh perbuatan (amalan) yang dilaksanakan sesuai dengan sunah
rasul dan dilakukan dengan ikhlas. Bahwa bagi mereka adalah pahala
yang baik adalah dunia dan akhirat [QS An-Nahl 97], yang berada dalam
bimbingan Allah sehingga menghasilkan ketenangan hati.
Ayat
ketiga, “mereka
kekal di dalamnya selama-lamanya”.
Ganjaran Allah, bagi mereka yang suka menyeleweng adalah nereka dan
kekal. Begitu juga ganjaran Allah kepada orang yang beriman dan
beramal shalih surga dan mereka kekal. Kata “abadan”
yakni
masa yang tidak berakhir.
Ayat
keempat, di sini Allah memberikan peringatan bagi mereka yang
mengatakan bahwa Allah mempunyai anak. Sebagaimana orang yahudi
mengatakan; “ bahwa uzair anak Allah” dan orang nasrani
mengatakan; “Isa itu putra Allah, dan orang Arab musyrik juga
mengatakan; “kami menyembah para malaikat dan mereka itu merupakan
anak-anak perempuan Allah”.
Ayat
5 ; di sini Allah ta'ala membantah yang selama ini mereka sangkakan
(statement). Ketika mereka mengatakan Allah mempunyai anak harus
dibuktikan dengan ilmiah (hasil penyelidikan yang seksama sesuai
kebenaran). Di dalam QS Zumar [39] ayat 4 dijelaskan, seandainya
Allah ta'ala mempunyai anak atau mengadopsi tentu Dia yang berhak
yang menentukan, bukan kita yang mengusulkan atau bahkan kita yang
menentukan. Mereka mengatakan demikian (Allah mempunyai putra), maka
akan menjawab begitulah yang kami terima dari nenek moyang kami,
namun ketika diselediki kepada nenek moyangnya, mereka pun tidak
mendapati jawaban dari mana sumber ini. Di dalam QS At-Taubah [9]
ayat 30 dijelaskan bahwa segalanya itu hanyalah karena meniru-niru
saja. Di dalam QS Maryam 88-98 Allah membantah semua perkataan
mereka secara lengkap.
Sumber
:
Prof
Dr Hamka, Tafsir Al-Azhar, PT Pustaka Panji Mas : Surabaya
Muhammad
Nasib Ar-Rifa'i, Kemudahan dari Allah Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir,
Gema Insani Press : Jakarta
Prof
Dr Quraisy Shihab, Tafsir Al Mishbah, Lentera Hati : Jakarta
1 Ibnul
Hajar mengomentari bahwa hadits ini hasan, sedangkan Syaikh Albany
menshahihkannya dalam Shahih Al-jami' no 6470
2 Tafsir
Al Mishbah, Prof Dr Quraisy Shihab, halaman 3
3 Tafsir
Al Azhar Juzu' 15, Prof Dr Hamka, halaman 159
Tidak ada komentar:
Posting Komentar