Selasa, 06 November 2012

PENAWAR PENYAKIT


Dan Kami turunkan dari Al Qur'an suatu yang menjadi penawar
dan rahmat bagi orang-orang yang beriman
dan Al Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang dzalim selain kerugian.
(QS Al Isra, ayat 82)

Kata ‘maa’ dalam ayat ini  bukan bermakna ‘sebagian’, yang mengesankan ayat-ayat Al-Qur’an itu sebagian penawar, melainkan keseluruhan ayat dalam Al-Qur’an sebagai penawar. Kata syifa, yang bermakna penyembuh, merupakan penyembuh bagi hati dari segala penyakit ruhiyah maupun jasmani.
 Kegelisahan, kedengkian, kesombongan, keraguan, kemusyrikan bagian dari penyakit hati. Maka kesembuhan dari penyakit itu adalah lebih dekat dengan Al-Qur’an, yakni mendengarkan, membaca, menghafal, dan mentadaburinya, insyaAllah kesembuhan akan menghampiri jiwa kita. Dan disinilah Allah ta’ala memberikan rahmat-Nya ‘kasih sayang’ kepada yang dikehendaki-Nya.
Penyakit jasmani juga bisa disembuhkan atas ijin Allah ta’ala, sebagaimana dalam sebuah hadits shahih Bukhari, menceritakan bahwa ada seorang tersengat binatang serangga, kemudian orang yang tersengat mendatangi sahabat Rasulullah saw. Sahabat tersebut, lantas berdoa dengan membaca surat Al-Fatihah. Berkah rahmat Allah ta’ala penyakit tersebut dapat disembuhkan[1]. Selebihnya di era sekarang, obat-obat begitu menjamur, alangkah baiknya bila obat-obat (halal dan thoyib) tersebut dipadukan dengan bacaan Al-Qur’an.
Ada sebuah penelitian yang dilakukan oleh Ir Abduldaem Al-Kahel, ketika manusia terkena guncangan hebat dari eksternal, seperti benturan psikologi dan masalah social. Maka sel-sel yang terkena guncangan hebat tersebut akan merusak aktivitas program khusus yang mengarah pada gangguan yang beragam, dan kadang mengakibatkan kerusakan sistem kerja secara keseluruhan lalu muncul berbagai jenis penyakit mental dan fisik.



Para ilmuwan memastikan bahwa yang terbaik dan dapat memprogram ulang sel-sel ini, atau dengan kata lain melakukan rebalancing dan modifikasi goncangannya pada batasan natural karena mereka menemukan bahwa sel yang rusak kecil kemungkinan dipengaruhi oleh getaran yang berasal dari sel yang sehat dan bersih[2].
Maka ilmuwan berusaha mencari getaran suara yang mempengaruhi sel-sel rusak dan mengembalikan keseimbangan padanya, proses pengujian dan eksperimen sedang berjalan hingga saat ini. Tetapi ilmuwan lebih bergantung pada terapi musik, dan suara alam dan frekuensi yang tetap. Bagi kita, terapi menggunakan (mendengarkan, menghafal, dst) Al-Qur’an dan doa-doa shahih wajib kita lakukan, mengingat suara yang masuk ke otak melalui telinga memberikan dampak positif pada sel dan bergetarnya sesuai dengan frekuensi getaran yang tepat sesuai dengan fitrah Allah.     
Hal ini juga ditegaskan Buya Hamka dalam buku tafsir beliau[3], Ahli Psichosomatik di Indonesia, yaitu Prof. Dr. Aulia yakin bahwa apabila seorang sakit benar-benar kembali kepada ajaran agamanya, amat diharap sakitnya akan sembuh. Beliau berpendapat betapa besar pengaruh ajaran Tauhid, yang mengandung ikhlas, sabar, ridha, tawakkal dan taubat, besar pengaruhnya mengobat sakit merana jiwa seorang Muslim.
Dan di penghujung ayat ini, tidaklah menambah kepada orang-orang yang dzalim selain kerugian. Orang-orang dzalim adalah orang yang menganiaya dirinya sendiri, tidak mengobati penyakitnya, dan membiarkan penyakitnya bertambah parah. Maka Allah menurunkan kepada mereka rasa keputusasaan dan kemalasan untuk berobat, dan akibatnya mereka memperoleh kerugian.
Sekali lagi, Al-Qur’an merupakan sarana pengobatan yang terbaik dan termudah untuk mengembalikan keseimbangan sel yang rusak. Dia lah Allah Yang Maha Kuasa atas penciptaan sel dan Dia pula yang mendesain program sel ini secara detail, dan Dia lah Yang Maha Mengetahui penyembuhan yang terbaik.
Wallahu alam bishowab

Sumber
Dr Abdullah bin Muhammad, Tafsir Ibnu Katsir jilid 5, Pustaka Imam Syafi’i
Muhammad Ali Ash-Shabuny, Cahaya Al-Qur’an, Jakarta : Pustaka Al-Kautsar
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Jakarta : Lentera Hati
Prof. Dr. Hamka, Tafsir Al-Azhar, Jakarta : Pustaka Panjimas




[1] Diringkas dari Cahaya Al-Qur’an, Muhammad Ali Ash-Shabuny, halaman 540, jilid 3
[2] http://kaheel7.com/id/index.php?option=com_content&view=article&id=110:menakjubkan-pengobatan-melalui-al-quran&catid=39:rahasia-al-quran-dan-al-sunnah&Itemid=58
[3] Lihat Tafsir Al-Azhar, Prof. Dr. Hamka, halaman 116, juz 15

Tidak ada komentar:

Posting Komentar