Dan
Kami turunkan dari Al Qur'an suatu yang menjadi penawar
dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman
dan
Al Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang dzalim selain kerugian.
(QS Al Isra, ayat 82)
Kata ‘maa’ dalam ayat ini bukan
bermakna ‘sebagian’, yang mengesankan ayat-ayat Al-Qur’an itu sebagian penawar,
melainkan keseluruhan ayat dalam Al-Qur’an sebagai penawar. Kata syifa, yang bermakna penyembuh,
merupakan penyembuh bagi hati dari segala penyakit ruhiyah maupun jasmani.
Kegelisahan, kedengkian, kesombongan,
keraguan, kemusyrikan bagian dari penyakit hati. Maka kesembuhan dari penyakit
itu adalah lebih dekat dengan Al-Qur’an, yakni mendengarkan, membaca,
menghafal, dan mentadaburinya, insyaAllah kesembuhan akan menghampiri jiwa
kita. Dan disinilah Allah ta’ala memberikan rahmat-Nya ‘kasih sayang’ kepada
yang dikehendaki-Nya.
Penyakit jasmani juga bisa
disembuhkan atas ijin Allah ta’ala, sebagaimana dalam sebuah hadits shahih
Bukhari, menceritakan bahwa ada seorang tersengat binatang serangga, kemudian
orang yang tersengat mendatangi sahabat Rasulullah saw. Sahabat tersebut,
lantas berdoa dengan membaca surat Al-Fatihah. Berkah rahmat Allah ta’ala
penyakit tersebut dapat disembuhkan[1].
Selebihnya di era sekarang, obat-obat begitu menjamur, alangkah baiknya bila
obat-obat (halal dan thoyib) tersebut dipadukan dengan bacaan Al-Qur’an.
Ada sebuah penelitian yang dilakukan
oleh Ir Abduldaem Al-Kahel, ketika manusia terkena guncangan hebat dari eksternal,
seperti benturan psikologi dan masalah social. Maka sel-sel yang terkena
guncangan hebat tersebut akan merusak aktivitas program khusus yang mengarah
pada gangguan yang beragam, dan kadang mengakibatkan kerusakan sistem kerja
secara keseluruhan lalu muncul berbagai jenis penyakit mental dan fisik.
Para ilmuwan memastikan bahwa yang
terbaik dan dapat memprogram ulang sel-sel ini, atau dengan kata lain melakukan rebalancing dan modifikasi goncangannya pada batasan natural karena mereka menemukan bahwa sel yang rusak kecil kemungkinan dipengaruhi oleh getaran yang berasal dari sel yang sehat dan bersih[2].
Maka ilmuwan berusaha mencari
getaran suara yang mempengaruhi sel-sel rusak dan mengembalikan keseimbangan
padanya, proses pengujian dan eksperimen sedang berjalan hingga saat ini. Tetapi
ilmuwan lebih bergantung pada terapi musik, dan suara alam dan frekuensi yang
tetap. Bagi kita, terapi menggunakan (mendengarkan, menghafal, dst) Al-Qur’an
dan doa-doa shahih wajib kita lakukan, mengingat suara yang masuk ke otak
melalui telinga memberikan dampak positif pada sel dan bergetarnya sesuai
dengan frekuensi getaran yang tepat sesuai dengan fitrah Allah.
Hal ini juga ditegaskan Buya Hamka
dalam buku tafsir beliau[3],
Ahli Psichosomatik di Indonesia, yaitu Prof. Dr. Aulia yakin bahwa apabila
seorang sakit benar-benar kembali kepada ajaran agamanya, amat diharap
sakitnya akan sembuh. Beliau berpendapat betapa besar pengaruh ajaran Tauhid,
yang mengandung ikhlas, sabar, ridha, tawakkal dan taubat, besar pengaruhnya
mengobat sakit merana jiwa seorang Muslim.
Dan di penghujung ayat ini, tidaklah menambah kepada orang-orang yang
dzalim selain kerugian. Orang-orang dzalim adalah orang yang menganiaya
dirinya sendiri, tidak mengobati penyakitnya, dan membiarkan penyakitnya
bertambah parah. Maka Allah menurunkan kepada mereka rasa keputusasaan dan
kemalasan untuk berobat, dan akibatnya mereka memperoleh kerugian.
Sekali lagi, Al-Qur’an merupakan
sarana pengobatan yang terbaik dan termudah untuk mengembalikan keseimbangan
sel yang rusak. Dia lah Allah Yang Maha Kuasa atas penciptaan sel dan Dia pula
yang mendesain program sel ini secara detail, dan Dia lah Yang Maha Mengetahui penyembuhan
yang terbaik.
Wallahu
alam bishowab
Sumber
Dr Abdullah bin Muhammad, Tafsir Ibnu Katsir jilid 5,
Pustaka Imam Syafi’i
Muhammad Ali Ash-Shabuny, Cahaya Al-Qur’an, Jakarta :
Pustaka Al-Kautsar
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Jakarta :
Lentera Hati
Prof. Dr. Hamka, Tafsir Al-Azhar, Jakarta : Pustaka
Panjimas
[1]
Diringkas dari Cahaya Al-Qur’an, Muhammad Ali Ash-Shabuny, halaman 540, jilid 3
[2] http://kaheel7.com/id/index.php?option=com_content&view=article&id=110:menakjubkan-pengobatan-melalui-al-quran&catid=39:rahasia-al-quran-dan-al-sunnah&Itemid=58
[3]
Lihat Tafsir Al-Azhar, Prof. Dr. Hamka, halaman 116, juz 15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar