Selasa, 13 November 2012

Peristiwa Penting di Bulan Muharram


2 Muharram 99 Hijriyah
Pengepungan Kota Konstantinopel Pertama
                Pengepungan ini di bawah pimpinan Maslamah bin Abdul Malik atas Khalifah Walid bin Abdul Malik. Bahkan berhasil menaklukan beberapa wilayah romawi, sehingga membuat Imperium Romawi Timur geger. Kemenangan ini membuat niat sang Khalifah, Sulaiman bin Abdul Malik untuk menaklukkan ibu kota, Konstantinopel.
                Pasukan Maslamah bin Abdul Malik terdapat seorang lelaki yang dapat masuk lubang kecil[1], dan memporak-porandakan lawan-lawan. Lelaki itu datang mengenakan topeng meminta syarat kepada panglima; pertama, tidak mau disebut nama dan nama bapaknya, kedua, tidak boleh dilaporkan oleh sang Khalifah, Abdul Malik, dan ketiga, tidak memberinya hadiah apapun. Mendengar syarat itu, membuat sang panglima berat hati, akhirnya lelaki itu membuka topengnya, dan berkata, ‘Akulah orangnya’. Lelaki itu pergi, sang panglima menangis dan mendo’akan, ‘Ya Allah, jadikanlah diriku seperti lelaki yang memasuki lubang benteng itu. Kumpulkanlah aku di akhirat nanti bersama dia’[2].

3 Muharram 648 Hijriyah
Perang Salib dan Pertempuran Al-Manshurah
                Kegagalan Louis XI dalam memimpin perang Salib VII (1248-1254). Kegagalan ini harus ditebus dengan emas yang jumlahnya banyak untuk membebaskan Louis XI, karena ditawan Dinasti Mamalik, di Mesir. Setelah bebas, Raja Louis XI membalas dan menyerang Tunisia, namun kalah dari pasukan Dinasti Mamalik, Mesir dan akhirnya meninggal di medan perang[3].
                Pertempuran Al-Manshurah terjadi pada tahun 1250 M, pihak salib dipimpin oleh Raja Louis XI. Pertempuran ini, kaum muslimin menggunakan meriam dan roket[4], sehingga membuat kocar-kacir pasukan salib pada waktu. 

17 Muharram 645
Kerja sama Paus Anusant dengan Mongol
                Paus Anusant IV mengirim duta besarnya ke mongol, untuk menjalin kerja sama dalam menghabisi Islam dan kaum Muslimin.

17 Muharram 1336 / 2 November
Deklarasi Balfour
                Surat tertanggal 2 November 1917dari Menteri Luar Negeri Inggris, Arthur James Balfour, kepada Lord Rothschild (Walter Rothschild, and Baron Rothschild), pemimpin komunitas Yahudi Inggris, untuk dikirim ke Federasi Zionis. Surat itu menyatakan dukungan pemerintah Inggris kepada Yahudi, untuk mendirikan “tanah air” bagi Yahudi di Palestina, dengan syarat tidak boleh melakukan hal-hal yang merugikan hak-hak komunitas-komunitas yang ada di sana. Kemudian perjanjian tersebut, diperkuat oleh keputusan Majelis Umum PBB pada tanggal 22 Juli 1922.

21 Muharram 897 Hijriyah
Perjanjian penyerahan Granada
                Adalah kota terakhir yang dihuni oleh kaum muslimin. Setelah ini Tentara Salib mengepung kota dengan jumlah 40.000 infanteri, dan 10.000 kavaleri. Saat itu, Amir kota Granada dipimpin oleh Ibnu Ahmar Abu Abdullah al-Shaghir, sedangkan militernya dipimpin oleh Musa bin Abu Ghassan.
                Karena tergiur dengan jaminan keamanan dan jabatan pemimpin, secara diam-diam Ibnu Ahmar melakukan perjanjian damai dengan pihak nasrani serta kunci Granada diserahkan ke pihak nasrani. Sementara penandatanganan perjanjian damai diwakilkan oleh menterinya, bernama Abul Qasim Abdul Malik dan beberapa pejabat lain menyetujui perjanjian damai ini. Hal ini membuat ulama, dan Musa bin Abu Ghassan marah kepadanya. Berikut dialog, Ibnu Ahmar dengan Musa bin Abu Ghassan, dan disaksikan oleh pejabat dan sebagian masyarakat di istana al-Hamra[5];
                ‘Jangan serahkan Granada, biarkan kami jihad fi sabilillah, biarkan kami berperang di jalan Allah’, ujar Musa bin Abu Ghassan.
                Ibnu Ahmar dan pejabat berkata, ‘Orang-orang nasrani menawarkan kepada kita perjanjian damai. Dengan perjanjian itu, kita dapat menjaga eksistensi kaum muslimin. Agar keburukan dan kejahatan tidak menimpa kaum muslimin. Mari serahkan Andalus, agar kita bisa menjaga apa yang dimiliki sekarang dengan perjanjian damai den kesepakatan’.
                ‘Janganlah kalian bersandar kepada orang-orang nasrani, jangan sampai kalian percaya terhadap orang-orang nasrani itu’ ujar Musa.
                Kemudian Musa berkata lagi, ‘kalian jangan menipu diri sendiri, janganlah menyangka kalau orang-orang nasrani memenuhi janjimu. Kalian jangan percaya dengan raja yang curang. Kematian adalah hal kecil yang kita takuti. Kita akan menghadapi penjarahan, penghancuran kota-kota kita, pengotoran masjid-masjid kita, perobohan rumah-rumah kita, pemerkosaan istri dan anak-anak kita. Kita juga akan mendapati kedzaliman yang keji, fanatisme yang liar, cambuk, dan rantai-rantai. Di hadapan kita ada penjara dan pembakaran.’
                Yang terakhir beliau menegaskan, ‘Adapun saya, Demi Allah tidak akan pernah menyaksikan itu semua! Saya tidak akan menerima kehinaan dan saya akan mati dengan cara mulia!!!’.
                Karena jengkel, sang Amir menjawab sambil berdiri, ‘Allahu Akbar!, La Ilaha Ilallah muhammadar Rasulullah, tidak ada yang bisa menolak ketentuan Allah. Usaha kita sia-sia begitu saja dihadapan Allah. Demi Allah, saya sudah ditakdirkan sebagai orang yang sengsara dan kerajaan ini akan hilang dari tangan saya’.
                Mendengar tersebut, Musa bin Abu Ghassan langsung keluar, dan mengendarai kudanya serta menghunuskan pedangnya. Menggelorakan semangat jihad dihadapan kaum muslimin. 
               
29 Muharram 1382 Hijriyah
Kemerdekaan Aljazair
                Setelah berperang selama 1 dekade, pada tahun 1962 penduduk Aljazair berhasil mengusir penjajah Perancis dari negerinya. Pada 25 September 1962, terjadi pemilihan presiden dan perdana menteri, Ferhat Abbas terpilih sebagai Presiden, sedangkan Ahmed Ben Bella sebagai Perdana Menteri. Kepala negaranya; presiden (Kepala Dewan Menteri dan Dewan Keamanan Tinggi). Dari presiden mengangkat Perdana Menteri (Kepala Pemerintahan).

29 Muharram 1391 Hijriyah
Berdiri Negara Bangladesh
                Setelah konflik dan berperang dengan pemerintah pusat (Pakistan timur) selama 9 bulan, akhir Bangladesh memproklamirkan kemerdekaan dengan perdana menteri pertama, Sheikh Mujibu Rahman. Bangladesh adalah Negara demokrasi parlementer, yang mana Perdana Menteri sebagai kendali pemerintahan, sedangkan Presiden sebagai simbol kenegaraan saja.

Akhir Muharram 7 Hijriyah
Rasulullah saw menyerang Benteng Khaibar
Sepulang dari Hudaibiyah, tepat bulan Muharram Rasul bersama sahabat pergi ke Khaibar. Menurut para mufassir, Khaibar adalah harta rampasan yang dijanjikan oleh Allah ta’ala, sebagaimana Allah ta’ala berfirman di QS Al-Fath ayat 20 
Allah menjanjikan kepada kamu harta rampasan yang banyak yang dapat kamu ambil, maka disegerakan-Nya harta rampasan ini untukmu.
Rasulullah bersama sahabat mengambil jalan lewat Gunung Ashr (ada yang baca Ishr). Pada malam hari hendak melakukan penyerbuan, Rasul bersabda, “Besok kuserahkan panji ini kepada seseorang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, serta dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya”.
Keesokan harinya, seluruh sahabat berkumpul di depan tenda Rasul, berharap memperoleh panji-panji. Namun, beliau tidak mendapati Ali, maka beliau bertanya, “mana Ali bin Abi Tholib?”
Ali sedang terkena sakit mata ya Rasul, jawab mereka.
Rasul menyuruh sahabat yang lain untuk memanggilnya. Maka datanglah Ali, lalu Rasulullah saw meludahi matanya, berdoa dan seketika mata langsung sembuh. Ali dengan gagah dan sigap membawa panji untuk menyerang benteng-benteng. Di Khaibar terdapat delapan benteng yang penting diantara lain;
1.       Benteng Na’im, ada Raja bernama Marhab
2.       Benteng Ash-Shab bin Muadz,
3.       Benteng Qal’ah Az-Zubair
4.       Benteng Ubay
5.       Benteng An-Nizar
6.       Benteng Al-Qamush
7.       Benteng Al-Wathih
8.       Benteng As-Salalim
Ke delapan benteng ini ditaklukkan dengan pertempuran yang sengit.
Wallahu alam bishowab

Sumber
Al Intima’, Edisi 005, Tahun 2010
Al Intima’, Edisi 011, Tahun 2010
Al Intima’, Edisi 023, 1433 H atau Desember 2011
Dr. Muhammad Said Ramadhan al-Buthy, Sirah Nabawiyah, Jakarta : Robbani Press
Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfurry, Sirah Nabawiyah, Jakarta : Pustaka Al-Kautsar
www.wikipedia.com


[1] Satu-satunya cara untuk menaklukkan benteng lawan, mengingat kuat dan tangguhnya benteng tersebut.
[2] http://mediaislamnet.com/2010/08/keikhlasan-pahlawan-yang-memasuki-lubang-benteng/
[3] Diringkas dari http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/message/26922
[4] Ahli kimia, Khalid bin Yazid (wafat 709 M) menemukan potassium nitrat (bahan utama pembuat mesiu).
[5] Diringkas dari http://www.eramuslim.com/peradaban/sirah-tematik/dialog-antara-mujahid-dan-oportunis.htm#.UKC8gmdCeO4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar