Selasa, 15 Maret 2011

Kami dan Amal Jama'i

Teruntuk Alumni FAROIS :
akhuna Zuniar, Sangga, Hendro, Taufik, Adhyaksa, dan ukhuna Shofi, Lilik, Rani, Alifah, Hana, Zaenab dkk 

Amal jama’i, merupakan suatu pekerjaan (berdakwah untuk mewujudkan cita-cita islam) secara berjama’ah, saling membantu, untuk mencapai tujuan tertentu. Maka beramal jama’i adalah kewajiban yang harus dipenuhi. Pemahaman ini berdasarkan yang prinsip :



  1. Amal jama’i termasuk yang diwajibkan dan tuntutan realitas sekaligus. Agama memerintahkan kita untuk bersatu dan saling membantu dalam kebaikan dan ketaqwaan. Sedangkan amal jama’i termasuk salah satu amal kebaikan dan ketaqwaan yang paling bagus (silahkan dibuka QS Al Imron 104).
  2. Kaidah ushul fiqh “bahwa sesuatu kewajiban yang tidak sempurna kewajiban tersebut kecuali dengan sesuatu itu, maka sesuatu itu hukumnya wajib ”. 
  3. Realitas kami lihat sendiri bahwa manusia cenderung akan menjadi lemah ketika bekerja seorang diri.
  4. Realitas pihak-pihak yang melakukan tekanan dan pertentangan dengan islam, siapapun namanya, apapun kelompoknya, semuanya dilakukan berkelompok atau berorganisasi.

Saya kira para murabbi sudah mengatakan kepada kita semua, bahwa ukhuwah mempunyai prinsip (ta’aruf, tafahum, ta’awun serta tafakul). Dan saya tidak perlu menjelaskan lagi tentang semuanya itu secara rinci. Namun, yang perlu kita ketahui bahwa setiap prinsip itu ada kesadaran pribadi untuk menjaga dan mengamalkan itu semua. Maka itulah letak kuatnya ukhuwah diantara kita semua dan kita menjaga serta bertekad untuk komitmen sekuat mungkin.

Kita mendapatkan, banyak sekali orang shalih melakukan amal shalih dengan cara bervariasi. Bahwa kebersamaan kita dalam suatu perjalanan biasanya akan menambah variasi dan macam-macam perbekalan yang kita bawa. Seperti itulah, di jalan ini, kami saling menasehati, saling bercermin, saling meniru kebaikan, saling mengambil hikmah, saling bantu dalam kebaikan dan ketaqwaan...

Ibnu Abbas berkata; “sesungguhnya kehancuran umat-umat terdahulu adalah karena mereka terpecah dari jama’ah”.

Kita bersama-sama (berukhuwah) mendapati lima ikatan yang harus ada;
  1. Rabithatu al ‘aqidah (ikatan aqidah), ikatan imanlah menhimpun dan mengikat kami bersama saudara-saudara kami.
  2. Rabitahtu al fikrah (ikatan pemikiran), sejak awal dalam dakwah ini kita mempunyai kesamaan cita-cita dan pemikiran. Kami satuka ide, gagasan, keinginan dan cita-cita hidup yang kami yakini merupakan sarana yang bisa menyampaikan kami keridhaan Allah ta’ala.
  3. Rabbithatu al ukhuwah (ikatan persaudaraan)
  4. Rabithatu at tandzim (ikatan organisasi), dalam organisasi berlaku dan terikat dengan perencanaan, aturan, dan langkah-langkah yang diambil serta tujuan yang jelas kemudian disepakati bersama.
  5. Rabithatu al ‘ahd (ikatan janji), setiap jalan dakwah ada janji setia serta diikrakan. Janji itu, minimal tercetus adalah janji dalam dirinya serta dengan Allah ta’la. Bahkan, janji setia dengan saudara-saudara yang seperjuangan untuk mendukung perjuangan.

Keberadaan alumni adalah sumber daya yang sangat vital bagi perkembangan dakwah sekolah. Selain diandalkan untuk menjadi murobbi, mereka juga dapat menjadi konsultan dan narasumber berbagai kegiatan seiring dengan meluasnya pengalaman mereka (Nugroho Widiyanto, Panduan Dakwah Sekolah, hal. 63, PT Syaamil Bandung)

1 komentar: